Selasa, 14 Oktober 2014

MAKALAH ILMU PANGAN LANJUT TEKNIK PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN OLEH RENI AYU INDOKA


MAKALAH  ILMU PANGAN LANJUT
TEKNIK PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
Description: C:\Users\Putry\Documents\logo poltekkes.jpg
OLEH :
KELOMPOK  I
Kelas I A
Ade Yozha Ofalitna
Ayu Ariani Safitri
Erny Nelzzy
Fiki Aulia
Gemantari Nora Levya
Intan Nurcahyani
Mentari Adestya N
Nur Asni
Reny Ayu Indoka
Ririn Marlina
Siska Amelia
Ulfatmi Okzala
Wike Trima Yenti
Yona Oktaviani

KEMENTRIAN KESEHATAN
JURUSAN GIZI POLTEKKES PADANG
2013/2014

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu Pangan Dasar dengan judul “Teknik Pengolahan Bahan Makanan
Dalam penulisan makalah ini kami banyak menghadapi kesulitan dan hambatan tetapi berkat dorongan dan dukungan dari teman-teman, sehingga kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu,kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini selesai tentulah masih banyak kekurangan hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang mengarah kepada perbaikan isi makalah ini sangat kami harapkan.




                                                Padang, 8  Maret 2014



                                                                                                                  Penulis

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Dewasa ini, kebutuhan manusia akan bahan pangan terus meningkat.  Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bahan pangan juga harus ditingkatkan dalam produksinya.  Namun, justru inilah yang menjadi masalah.  Umumnya bahan pangan tidak dapat bertahan lama setelah dipanen.  Banyak bahan pangan yang memiliki waktu simpan yang relatif singkat.  Untuk itu, saat ini kita perlu lebih cerrmat dalam memperlakukan atau mengolah bahan pangan agar memiliki waktu simpan yang lebih lama tanpa menghilangkan nilai gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut.  Salah satu metode yang digunakan adalah mengolah bahan pangan tersebut menjadi bahan pangan yang setengah jadi.
Bahan pangan terutama bahan pangan hewani bersifat mudah rusak (perishable), baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologis. Pada saat dipanen hingga siap dikonsumsi, bahan pangan tersebut banyak mengalami berbagai proses pengolahan, misalnya pemanasan (penggorengan, perebusan, pembakaran, pemanggangan), pendinginan, pembekuan, fermentasi, dan pengeringan.Proses pengolahan pangan memberikan beberapa keuntungan, misalnya memperbaiki nilai gizi dan daya cerna, memperbaiki cita rasa maupun aroma, serta memperpanjang daya simpan.
Secara umum, makanan merupakan bahan yang mudah mengalami proses kerusakan. Halini terlihat jelas pada makanan lembab yang diketahui mengandung air cukup tinggi. Air yang terkandung di dalam bahan dapat digunakan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembangbiak.
 Apabila tidak diberi perlakuan dengan cara diolah, ,makanan relatif cepat mengalami proses kerusakan. Proses kerusakan diawali penurunan kualitas dan diakhiri dengan pembusukan. Proses kerusakan lebih dominan disebabkan oleh aktivitas fisik dan kimiawi, sedangkan proses pembusukan lebih didominasi oleh kegiatan kimiawi dan mikrobiologis. Kegiatan kimiawi selama proses pembusukan ditandai dengan proses oksidasi yang menyebabkan ketengikan (rancidity) dan perubahan warna (browning) .
Namun dalam pengolahan makanan masyarakat tidak pernah memperhatikan proses akan tetapi lebih cenderung memperhatikan hasilnya. Apabila kita salah dalam pengolahan makanan tersebut maka akan mengakibatkan berkurangnya kandungan vitamin, serta semua zat-zat yang terkandung dalam makanan tersebut bahkan akan dapat menghilangkan semua kandungan dalam zat makanan tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk menjelaskan mengenai cara pengolahan bahan makanan yang baik.

1.2  Tujuan

  1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dan teknik pengolahan bahan makanan.
  2. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis perlakuan dalam pengolahan makanan.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan dalam pengolahan.
 untuk melihat lebih lengkap download disini'

BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Teknik Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan. Pengolahan makanan membutuhkan ladang bersih dan telah panen atau produk hewan yang disembelih dan penjual daging danmenggunakannya untuk memproduksi produk makanan menarik, dapat dipasarkan dan tahan lama. Mengolah juga merupakan suatu proses menangani bahan makanan dari mentah menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi penerapan panas maupun tidak. Dalam uraian ini bisa disimpulkan bahwa tidak semua mengolah itu memerlukan panas, sebagai contohnya kalau kita mengolah sayuran dalam bentuk terancam atau salad, mengolah buah-buahan menjadi rujak. Beberapa teknik mengolaha makanan :
a. Merebus
Merbus adalah memetangkan bahan makanan dalam cairan yang sedang mendidih (1000c) dengan tujuan agar bahan makanan itu menjadi lunak. Dalam proses ini kematangan juga harus ditentukan, tidak boleh terlalu lunak aaupun masih keras. Karena hal ini akan membuat nilai gizinya berkurang
b. Mengukus
Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air panas.Bahan makanan diletakkan dalam suatu tempat, lalu uap air disalurkan disekeliling bahan makanan yang dikukus.
c. Membakar
membakar adalah memasak bahan makanan diatas lempengan besi panas yang diletakkan di atas perapian.


d. Menumis
Menumis adalah mengolah bahan makanan dengan miyaksedikit sambil diaduk dan dilakukan secara cepat. Teknik ini banyak dilakukan pada masakan cina, dan dipakai sebagai teknik menyelesaikan pada masakan kontinental
e. Menggoreng
Menggoreng adalah memasak bahan makanan dengan minyak banyak hingga memperoleh hasil yang crispy atau kering dan berwarna kecoklatan

2.2 Tujuan Pengolahan Bahan Makanan

a)     Dengan mengolah makanan maka makanan akan mudah dicerna dalam tubuh.
Misalnya, telur akan lebih baik dicernakan oleh tubuh jika dimakan setrengah masak dari pada mentah. Demikian juga dengan bahan makanan lainnya misalnya beras, sayuaran dan daging.
b)    Memperbaiki aroma, warna, bentuk, dan tekstur bahan makanan.
Misalnya daging yang kan digoreng akan lebih harum daripada daging mentah. Demikian pula dengan membakar adonan bolu, bahan makanan yang semula tidak mempunyai tekstur dan bentuk serta berwarna kekuning-kuningan, setelah dibakar nampak berbentuk dan berwarna kuning kecoklat-coklatan serta harum baunya.

c)      Membebaskan makanan dari jasad-jasad renik dan bahan-bahan yang membahayakan kesehatan

2.3 Mekanisme Pengolahan Bahan Makanan

      Langkah pengolahan
     Pengadaan
     Persiapan
     Pengolahan
     Distribusi
     Penyimpanan

2.4 Jenis Perlakuan dalam Pengolahan Makanan

2.4.1  Suhu

A).  Suhu Tinggi
  1. Tujuan meningkatkan cita rasa
A.    Pemasakan
Merupakan proses termal denagn tujuan utama untuk meningkatkan ciata rasa produk pangan. Proses pemasakan meliputi berbagai proses termal yang umum dilakukana pada skala rumah tangga, seperti perebusan, pemanggangan, penggorenagan, penyangraian, dan metode lain yang mengguanakan panas.
Pemasakan termasuk kedalam metode penganwetan karena makanan yang matang umumnya dapat disimpan lebih lama pada kondisi pendinginan yang tepat dibandingkan dalam kondisi mentahnya.
Pemasakan dapat mendestruksi atau menurunkan jumlah mikroba dan menginaktivasi enzim-enzim yang tidak diinginkan. Selain itu, toksin tertentu yang secara alami terdapat dalam baham makanan atau dari mikroba kontaminan dapat didestruksi. Daya cerna meningkat karena proses pemasakan. Perubahan lain yang terjadi adalah perubahan tekstur, warna, dan cita rasa sesuai denagn yang diiginkan. Kerugian dari pemasakan adalah kerusakan zat2 gizi yang tidak tahan panas.
Pemasakan dapat berupa :
·         Pembakaran/pemanggangan
·         Perebusan
·         Penggorengan
  1. Tujuan meningkatkan daya simpan
            a. Blansing
Merupakan proses pemanasan suhu sedang dengan tujuan inaktivasi enzim-enizm ksidatif dalam buah dan sayuran sebelum diolah leih lanjut seperti pengalengan, pembekuan, dan pengeringan. Selain inaktivasi enzim-enzim blansing mempunnyai fungsi lain, yaitu menghilangkan gas dalam jaringan yang dpaat menjamin kondisi vakum pada pengalengan, meningkatkan suhu produk, pencucian, melemaskan tekstur sehngga memudahkan proses pengisian kaleng, dan dapat memperbaiki warna hijau sayuran.
Suhu dan lama blansing tergantung pada jenis dan ukuran sayuran atau buah-buahan dan juga metode blansing yang diguankan. Sebagai contoh, blansing denagan menggunakan teknik kejut panas (heat shock technique) memerlukan waktu 10 sampai 30 detik, sedangkan metode blansing yang lain memerlukan waktu 1 sampai 5 menit.

            b. Pasteurisasi
Merupakan prose termal dengan sushu sedang (mild heat treatment) yang diberikan pada produk pangan. Tujuan nya adalah membunuh mikroba vegetative tertentu terutama pathogen dan inaktivasi enzim. Berhubung proses pasteurisasi tidak mematikan semua mikroorganisme vegegtatif dan hamper semua bakteri berbentu spora, produk hasil pasteurisasi harus dikemas atau dsimpan dalan suhu rendah dengan penambahan pengawet, pengemasan atmosfer termodifikasi (MAP= Modified Atmosphere Packaging), pengaturan pH atau pengaturan aktivitas air untuk meminimumkan pertumbuhan mikroba.

1.       Low Temperatur Log Time (LTLT)
                                                Suhu 63 C selama 30 menit
2.       High Temperatur Short Time (HTST)
                                                Suhu 72 C selama 15 detik
            c. Sterilisasi
Merupakan proses destruksi atau mematikan mikroorganisme. Proses pemanasan yang digunakan dalam proses sterilisasi ini tidak menghasilkan produk yang steril atau terbebas dari mikroorganisme karena tidak semua mikroba mati pada proses sterilisasi ini, akan tetapi pengaturan pH atau kondisi penyimpana produk, seperti vakum dan pendinginan dapat mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk dan penyebab keracunan makanan
d. Pengeringan
Pengeringan adalah salah satu teknik pengolahan bahan pangan dengan menggunakan suhu tinggi. Prinsip dasarnya adalah mengurangi atau menghilangkan kadar air bahan cara penguapan. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Bahan pangan yang biasa di olah dengan teknik pengeringan ini adantara lain: tembakau, kopi, teh, biji-bijian, dll
B). Suhu Rendah
            a. Pendinginan
Pendinginan adalah teknik pengolahan bahan pangan dengunakan suhu rendah. Pendinginan dapat memperlambat kecepatan reaksi metabolisme sehingga dapat memperpanjang masa hidup dari jaringan-jaringan dalam bahan pangan tersebut. Teknik pengolahan bahan pangan dengan pendinginan ini tidak dapat membunuh mikroba hanya memperlambat pertumbuhannya saja.
            b. Pembekuan
Teknologi pembekuan makanan adalah teknologi mengawetkan makanan dengan menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air. Hal ini berlawanan dengan pemrosesan termal, di mana makanan dipaparkan ke temperatur tinggi dan memicu tegangan termal terhadap makanan, dapat mengakibatkan hilangnya nutrisi, perubahan rasa, tekstur, dan sebagainya, atau pemrosesan kimia dan fermentasi yang dapat mengubah sifat fisik dan kimia makanan. Makanan beku umumnya tidak mengalami hal itu semua; membekukan makanan cenderung menjaga kesegaran makanan. Makanan beku menjadi favorit konsumen melebihi makanan kaleng atau makanan kering, terutama di sektor hasil peternakan (daging dan produk susu), buah-buahan, dan sayur-sayuran.
Hampir semua jenis bahan makanan dapat dibekukan (bahan mentah, setengah jadi, hingga makanan siap konsumsi) dengan tujuan pengawetan. Proses pembekuan makanan melibatkan pemindahan panas dari produk makanan. Hal ini akan menyebabkan membekunya kadar air di dalam makanan dan menyebabkan berkurangnya aktivitas air di dalamnya. Menurunnya temperatur dan menghilangnya ketersediaan air menjadi penghambat utama pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas enzim di dalam produk makanan, menyebabkan makanan menjadi lebih awet dan tidak mudah membusuk. Keunggulan dari teknik pembekuan makanan adalah semua hal tersebut dapat dicapai dengan mempertahankan kualitas makanan seperti nilai nutrisi, sifat organoleptik, dan sebagainya.
            Kerusakan bila suhu terlalu rendah :
    • “Chilling Enjury” pada buah dan sayur
    • “ Cold Shortening” pada daging
    • “ Stalling” pada roti

2.4.2                 Fermentasi

Fermentasi adalah pengolahan bahan pangan dengan bantuan mikroba. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada media yag sesuai. Fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan akibat pemecahan kandungan alami baha pangan menjadi unsur lain. Contohnya: fermentasi karbohidrat adalah pemecahan karbohidrat menjadi gula + alkohol.

2.4.3                 Pengasinan

Pengasinan adalah proses pengolahan bahan pangan dengan penambahan larutan garam untuk mencegah dan membunuh mikroba. Pengolahan bahan pangan dengan pengasinan dapat merubah rasa, aroma dan tektur bahan pangan. Contoh pengolahan bahan pangan dengan teknik pengasinan antara lain: ikan asin, asinan buah, asinan telur, dll
Pengalengan adalah suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa

2.4.5                 Pengemasan

Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Teknologi pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plstik yang dengan drastic mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer. Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam keadaan qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan dengan pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama
Pengolahan identik dengan pengawetan. Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewarna. Contoh beberapa jenis zat kimia : cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen untuk memperpanjangkesegaran masam pemasaran. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman. Suatu jenis regenerasi baru growth substance sintesis yang disebut morfaktin telah ditemuakan dan diaplikasikan untuk mencengah kehilangan berat secara fisiologis pada pasca panen, kerusakan karena kapang, pemecahan klorofil serta hilangnya kerenyahan buah.

2.5       Perubahan Akibat Perlakuan Dalam Pengolahan

Dalam Pengolahan Makanan, dapat terjadi perubahan pada :
1.        Fisik/Organoleptik
Beberapa perubahan fisik/organoleptik yang terjadi dalam pengolahan :
    • Panas lembab pada pangan KH tinggi mengakibatkan terjadi nya gelatinisasi
    • Panas lembab menyebabkan warna coklat
    • Penambahan asam maka kemampuan pembentukan gel dari pektin meningkat
    • Pemasakan menyebabkan daging mengkerut karena protein otot terkoagulasi dan cairan daging yg keluar bersama dgn lemak memberi flavor pd daging
    • Pemasakan mengakibatkan daging jadi empuk karena kolagen dlm jaringan ikat berubah menjadi gelatin
    • Penambahan garam pada waktu perebusan telur akan meningkatkan daya koagulasi protein putih telur
    • Sayuran dimasak akan menjadi lunak dan mudah dicerna karena pemecahan dinding sellulosa dan gelatinisasi pati
2.        Kimia/Zat Gizi
Beberapa contoh perubahan kimia maupun zat gizi yang terjadi akibat pengolahan :
o   Protein dapat terkoagulasi karena pemanasan, penambahan asam, enzim (renin), perlakuan mekanis dan penambahan garam
o   Thiamin akan hilang sekitar 25% oleh adanya pemanasan dan kehilangan akan meningkat bila digunakan substansi alkali seperti natrium bikarbonat pada pengolahan
o   Riboflavin akan berkurang bila pangan terkena sinar matahari langsung
o   As. Ascorbat paling mudah hilang selama pengolahan akibat larut air atau teroksidasi
o   Penggunaan alat dari besi pada pengolahan pangan dapat meningkatkan kandungan besi dlm makanan
o   Bila telur direbus terlalu matang akan terbentuk warna kehitaman sekeliling kuning telur disebabkan terbentuk senyawa besi sulfida
o   Pemasakan dapat mengurangi zat anti gizi dalam makanan
                               

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

          Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan. Pengolahan makanan membutuhkan ladang bersih dan telah panen atau produk hewan yang disembelih dan penjual daging danmenggunakannya untuk memproduksi produk makanan menarik, dapat dipasarkan dan tahan lama. Mengolah juga merupakan suatu proses menangani bahan makanan dari mentah menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi penerapan panas maupun tidak.

3.2           Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap bisa membantu para pembaca mengetahui apa itu pengolahan bahan makanan beserta teknik – teknik pengolahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Teti Estiasih, S. d. (2009). TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN . Jakarta: PT Bumi Aksara.
Minantyo Hari. 2011 . Dasar Dasar Pengolahan Makanan . Surabaya: Graha Ilmu
Auliana, Rizqie. 1999 . Gizi dan Penggolahan Pangan,. Yogyakarta: Mitra Gama Widya
Winarno, F.G.. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utam
Fareliaz, Srikandi. Mikrobiologi Pangan, jakarta; Gramedia pustaka